REGIONNEWS.ID,KONAWE – Potret derita rakyat akibat buruknya infrastruktur jalan kembali terjadi. Seorang ibu muda asal Desa Tawarolondo, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, terpaksa melahirkan di dalam mobil saat hendak menuju Puskesmas Wonggeduku
Ironisnya, penyebab keterlambatan bukan karena jarak, tapi karena rusaknya jalan yang menjadi penghambat utama evakuasi darurat ini.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Sabtu pagi (19/7/25) sekira pukul 07.40 WITA. Sang suami, yang menyadari bahwa istrinya mengalami kontraksi hebat, segera bergegas membawa sang istri ke fasilitas kesehatan terdekat menggunakan mobil warga Namun perjalanan yang biasanya bisa ditempuh hanya dalam 15 menit berubah menjadi lebih dari satu jam semua karena jalan berlubang dan nyaris tak bisa dilalui kendaraan.
“Saya sudah berusaha secepat mungkin, tapi mobil susah sekali lewat. Jalannya berlubang, penuh genangan, dan mobil kami pendek. Di tengah jalan, istri saya akhirnya melahirkan di dalam mobil,” ujar sang suami, dengan wajah campur haru dan lelah.
Beruntung, nyawa sang ibu dan bayi berhasil diselamatkan setelah tim medis Puskesmas memberikan pertolongan darurat di dalam mobil setelah mereka dikabarkan warga. Saat ini keduanya dalam kondisi stabil dan sedang dalam perawatan intensif di Puskesmas Wonggeduku.
Rusaknya jalan penghubung antara Desa Wawonggole dan Puskesmas Wonggeduku bukanlah cerita baru bagi warga setempat. Sudah bertahun-tahun mereka menyuarakan keluhan, namun belum ada langkah nyata dari pemerintah daerah. Peristiwa ini menjadi tamparan keras bahwa infrastruktur jalan bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi soal keselamatan nyawa dan hak dasar warga negara.
“Kalau ini belum cukup untuk menggugah nurani pemerintah, lantas apa lagi? Ini bukan sekadar jalan berlubang. Ini jalan menuju hidup dan mati!” seru salah satu warga yang ikut membantu proses evakuasi.
Ketika infrastruktur jalan rusak, yang terdampak bukan hanya kendaraan atau hasil pertanian yang terhambat. Jauh lebih dalam, yang hancur adalah akses masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan, pendidikan, bahkan keselamatan jiwa.
Dalam kasus ini, seorang ibu terpaksa berjuang melahirkan di antara guncangan lubang jalan dan ketidaksiapan fasilitas.
Para tokoh masyarakat dan warga melalui media ini menyuarakan, mendesak Pemerintah Kabupaten Konawe dan Pemprov Sultra agar tidak lagi menutup mata dan telinga. Jalan rusak bukan sekadar soal anggaran, melainkan cermin dari kepedulian dan tanggung jawab.
Walau luka hati belum hilang, warga tetap berharap kejadian tragis ini menjadi momen refleksi dan tindakan. Jalan yang layak bukanlah kemewahan, tetapi hak rakyat. Tidak boleh ada lagi ibu yang melahirkan dalam mobil karena terhalang jalan rusak. Tidak boleh ada lagi tangisan bayi pertama yang disambut derita aspal berlubang. (TIM)